Rabu, 30 Disember 2015

Taubat dan Istighfar:-

Reference: 
1. Penyesalan adalah suatu taubat. (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)
2. Iblis berkata kepada Robbnya, "Dengan keagungan dan kebesaranMu, aku tidak akan berhenti menyesatkan bani Adam selama mereka masih bernyawa." Lalu Allah berfirman: "Dengan keagungan dan kebesaranKu, Aku tidak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka beristighfar". (HR. Ahmad)
3. Semua anak Adam pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan ialah mereka yang bertaubat. (HR. Addarami)
4. Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan. (HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya Allah merentangkan tanganNya pada malam hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada siang hari dan merentangkan tanganNya pada siang hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari Barat (hari kiamat). (HR. Muslim)
6. Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba mukmin yang terjerumus dosa tetapi bertaubat. (HR. Ahmad)
7. Apabila kamu melakukan dosa maka lakukanlah pula taubat. Apabila (dosa itu) dirahasiakan maka taubatnya juga dirahasiakan dan apabila dosa itu terang-terangan maka taubatnya pun terang-terangan pula. (HR. Ad-Dailami)
8. Tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat. (HR. Ad-Dailami)

9. Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa. (HR. Ath-Thabrani)

10. Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dengan istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus.
(HR. Ath-Thabrani) Penjelasan: Dosa kecil apabila dilakukan terus-menerus akan menjadi dosa besar.

11. Puncak istighfar ialah ucapan seorang hamba: "Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkau Penciptaku dan aku hambaMu yang tetap dalam kesetiaan dan janjiku sepanjang kemampuanku. Aku kembali kepada-Mu dengan kenikmatan dan kembali kepada-Mu dengan dosaku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada pengampun dosa-dosa kecuali Engkau." Rasulullah bersabda: "Barangsiapa mengucapkan doa itu dengan penuh keyakinan pada siang hari dan ternyata wafat pada hari itu sebelum senja maka dia tergolong penghuni surga. Barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dengan penuh keyakinan dan wafat sebelum subuh maka dia tergolong penghuni surga pula." (HR. Bukhari)

12. Sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku dua keselamatan bagi umatku. Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka dan Allah tidak akan mengazab mereka sedang (mereka) beristighfar (minta ampun), bila aku (Nabi Saw) pergi (tiada) maka aku tinggalkan bagimu istighfar sampai hari kiamat. (HR. Tirmidzi)

13. Seusai shalat (fardhu) Rasulullah Saw beristighfar kepada Allah tiga kali, lalu berkata: "Ya Allah, Engkau maha pemberi ketentraman dan perdamaian. Dari Engkau lah datangnya ketentraman dan perdamaian, wahai Tuhan yang maha memiliki keagungan dan kemuliaan." (HR. Muslim)

14. Seorang yang berbuat dosa lalu membersihkan diri (wudhu atau mandi), kemudian ia shalat dan memohon pengampunan Allah maka Allah akan mengampuni dosanya. Setelah berkata demikian Rasulullah mengucapkan firman Allah surat Ali Imran ayat 135: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji mereka itu sedang mereka mengetahui." (HR. Bukhari dan Muslim)

15. Barangsiapa memperbanyak istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan ke luar bagi kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duganya. (HR. Abu Dawud)

16. Apabila kamu tidak pernah berbuat dosa maka Allah Tabaroka Wata'ala akan menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa kemudian Allah mengampuni mereka. (HR. Muslim)

1100 Hadith Terpilih,56. Wanita:- 

1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad)

3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Nabi Saw menjawab, "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, "Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku." (HR. Bukhari)

4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari)

5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim)

6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud)

7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)

8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim)

9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad)
10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya. (HR. Muslim)

11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An-Nasaa'i)

12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: "Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki." (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)

14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).

Zakat dan Sodaqoh

Reference:
1. Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)

2. Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal bakti). (HR. Ath-Thahawi)

3. Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

4. Allah Tabaraka wata'ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): "Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu." (HR. Muslim)

5. Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)

6. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?" Nabi Saw menjawab, "Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian." (HR. Bukhari)

7. Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

8. Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq'alaih)

9. Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-Baihaqi)

10. Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani)

11. Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad)

12. Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad)

13. Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi Saw menjawab, "Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh." Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya" Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi menjawab: "Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi Saw menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh." (HR. Bukhari dan Muslim)

14. Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala walaupun hanya sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari)

15. Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

16. Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, "Bagaimana itu?" Nabi Saw menjawab, "Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa'i)

17. Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)

18. Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, "Aku hartamu, aku pusaka simpananmu." Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: "Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi." (HR. Bukhari)

19. Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)

20. Barangsiapa memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat sampai tibanya perputaran tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Penjelasan:
Perhitungan perputaran tahun (haul) untuk menunaikan zakat ialah dengan tahun Hijriyah.

21. Tentang sodaqoh yang seakan-akan berupa hadiah, Rasulullah Saw bersabda: "Baginya sodaqoh dan bagi kami itu adalah hadiah." (HR. Bukhari)

22. Allah Ta'ala mengharamkan bagiku dan bagi keluarga rumah tanggaku untuk menerima sodaqoh. (HR. Ibnu Saad)

Penjelasan:
Nabi Saw menolak menerima sodaqoh tetapi mau menerima hadiah.

23. Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

24. Allah mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk kemaslahatan umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya) untuk kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka Allah akan mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

25. Abu Dzarr Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, "Ya Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Nabi Saw lalu berkata, "Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan isteri pun sodaqoh." Para sahabat lalu bertanya, "Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?" Nabi menjawab, "Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)

26. Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad)

Isnin, 28 Disember 2015

SUNNAH SUNNAH YANG UTAMA


1100 Hadith Terpilih,12. Sunnah-Sunnah Yang Utama:-

1. Orang yang berpegangan kepada sunahku pada saat umatku dilanda kerusakan maka pahalanya seperti seorang syahid. (HR. Ath-Thabrani)

2. Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan  "Laa haula walaa quwwata illaa illaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii')

3. Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah. (HR. Abu Dawud)

4. Angin adalah dari kebaikan Allah yang membawa rahmat dan azab, maka janganlah kamu mencaci-makinya. Mohonlah kepada Allah limpahan kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya. (HR. Bukhari)

5. Rasulullah Saw melarang bernazar dengan sabdanya : "Sesungguhnya itu (nazar) tidak dapat menolak sedikitpun dari takdir dan hanya penarikan uang dari orang bakhil." (HR. Bukhari)

Penjelasan:
Orang bakhil tidak bisa ditarik uangnya dengan rela hati, tetapi dimungkinkan melalui nazar.

6. Anas Ra berkata,"Kami bertanya kepada Rasulullah Saw, "Bila berjumpa sahabat (saudara seiman) apakah kita saling membungkuk?" Nabi Saw menjawab, "Tidak usah." Kami bertanya lagi, "Apakah berpelukan satu sama lain?" Nabi menjawab, "Tidak, tetapi cukup dengan saling bersalaman." (HR. Ibnu Majah)

7. Rasulullah Saw melarang kami mengenakan pakaian dari sutera, memakai cincin emas dan minum dengan tempat yang biasa dipakai untuk minum arak (seperti kendi). (HR. An-Nasaa'i)

Keterangan:
Khusus untuk kaum wanita (muslimah) diperkenankan untuk menggunakan perhiasan dari emas dan perak, serta memakai pakaian sutera dan pakaian yang dibordir dengan sutera (yang terdapat suteranya), namun hal tersebut diharamkan untuk kaum pria (muslimin). Khusus untuk kaum pria yang mempunyai penyakit gatal-gatal (penyakit exim) yang umumnya sering menggaruk-garuk pada kulit yang gatal tersebut, maka menggunakan pakaian sutera diperbolehkan untuk mereka. Hal tersebut pernah dialami oleh Zubair dan Abdurrahman bin 'Auf, dan Rasulullah pun mengizinkannya.

8. Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan). (HR. Al-Baihaqi)

9. Allah tidak menyukai pria yang bersuara keras (tinggi), tetapi Allah suka kepada yang bersuara lembut. (HR. Al-Baihaqi)

10. Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan. Allah suka melihat tanda-tanda kenikmatannya pada diri hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak melarat. (HR. Muslim)

11. Bersenda-guraulah dan bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam agamamu. (HR. Al-Baihaqi)

Penjelasan:
Yang dimaksud, agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.

12. Laksanakan urusan-urusanmu dengan dirahasiakan. Sesungguhnya banyak orang menaruh dengki kepada orang yang memperoleh kenikmatan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

13. "Hiburlah hatimu pada saat-saat tertentu." (maksudnya, adalah hiburan yang tidak melanggar norma agama dan akhlak). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

14. Tidak kecewa orang yang istikharah (memohon pilihan yang lebih baik dari Allah), tidak menyesal orang yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang yang hidup hemat. (Ath-Thabrani).

15. Orang yang paling dekat dengan Allah ialah yang memulai memberi salam. (Abu Dawud)

16. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)

17. Janganlah kamu berbaring dan meletakkan kaki yang satu di atas yang satu lagi. (HR. Muslim)

18. Rasulullah Saw bila menerima berita yang menggembirakan, beliau sujud syukur kepada Allah 'Azza wajalla. (HR. Al Hakim)

19. Demi Allah, aku ini orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, dan aku mengawini wanita- wanita. Barangsiapa mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku. (Mutafaq'alaih)

20. Jangan membiarkan api tetap menyala di rumahmu selama kamu tidur. (HR. Bukhari)

21. Sesungguhnya Assalaam nama dari nama-nama Allah Ta'ala diletakkan di bumi, maka sebarkanlan ucapan "Assalaam" di antara kamu. (HR. Bukhari)

22. Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)

23. Sesungguhnya Allah Tunggal (Esa) dan suka kepada yang ganjil (bilangan yang tidak genap). (HR. Tirmidzi).

24. Pakaian untukmu yang terbaik ialah yang berwarna putih, maka pakailah dan juga untuk mengkafani mayit-mayitmu. (Ath-Thahawi)

25. Rasulullah Saw apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan bajunya dan mengecilkan (merendahkan) suaranya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

26. Sesungguhnya Allah pemalu dan suka merahasiakan. jika kamu akan mandi hendaklah menutupinya (bertabir) dengan sesuatu. (Abu Dawud)

27. Rasulullah Saw menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, meskipun waktu berjalan dan ketika memakai sandal. (HR. Ibnu Hibban)

28. Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam amalan untuk akhirat. (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)

29. Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah 'Azza wajalla, agar mendengar, taat dan patuh meskipun pemimpinmu seorang budak. Barangsiapa hidup panjang umur dari kamu maka dia akan melihat banyak silang-sengketa. Berpeganglah kepada sunnahku dan sunnah-sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk dan hidayah (sesudahku). Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu. Waspadalah terhadap ciptaan persoalan-persoalan baru. Sesungguhnya tiap bid'ah mengandung kesesatan. (HR. Tirmidzi)

Ahad, 27 Disember 2015

1100 Hadith Terpilih,14. Maut dan Kematian:-

Reference:

1. Kematian yang paling mulia ialah matinya para syuhada. (Asysyihaab)

2. Tidak ada sesuatu yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya sesudahnya. (HR. Ahmad)

3. Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)

Penjelasan:
Dia mati dengan mudah dan ringan pada saat sakaratul maut.

4. Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah. (HR. Muslim)

5. Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)

6. Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)

7. Mati mendadak suatu kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka. (HR. Ahmad)

Penjelasan:
Artinya, seorang mukmin sudah mempunyai bekal dan persiapan dalam menghadapi maut setiap saat, sedangkan orang durhaka tidak.

8. Tuntunlah orang yang menjelang wafat dengan ucapan Laailaaha illallah (maksudnya, agar dia mau meniru mengucapkannya). (HR. Muslim)

9. Tidak dibolehkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung atas suatu kematian lebih dari tiga malam, kecuali terhadap kematian suaminya, maka masa berkabungnya empat bulan dan sepuluh hari. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan:
Kematian ayah, ibu, saudara dan yang lain selain suaminya, masa berkabungnya tidak boleh melebihi tiga hari.

10. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, jenazah orang kafir berlalu di hadapan kami, apakah kami perlu berdiri?" Nabi Saw segera menjawab, "Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu berdiri bukanlah untuk menghormati mayitnya, tetapi menghormati yang merenggut nyawa-nyawa." (HR. Ahmad)

11. Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Seorang mayit dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya baginya lebih disukai dari dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah 'Azza wajalla menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka. (HR. Ad-Dailami)

13. Allah mencatat ihsan (kebaikan) atas segala sesuatu. Apabila kamu membunuh hewan maka bunuhlah dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelihnya sembelihlah dengan baik. Asahlah tajam pisau potong dan ringankan hewan potongnya. (HR. Muslim)

14. Janganlah kamu mengagumi amal seorang sehingga kamu dapat menyaksikan hasil akhir kerjanya (amalnya). (HR. Aththusi dan Ath-Thabrani)

15. Apabila seorang muslim wafat dan jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak bersyirik kepada Allah maka Allah mengijinkan syafaat (pertolongan) oleh mereka baginya (si mayit). (HR. Abu Dawud)

16. Percepatlah menghantar jenazah ke kuburnya. Bila dia seorang yang shaleh maka kebaikanlah yang kamu hantarkan kepadanya dan bila kebalikannya, maka sesuatu keburukan yang kamu tanggalkan dari beban lehermu. (HR. Bukhari)

17. Seorang mayit dapat disiksa (kubur) disebabkan tangisan keluarganya. (Mashabih Assunnah)

Penjelasan:
Hal tersebut terjadi bila keluarganya menangisi mayit dengan berlebih-lebihan dan berteriak-teriak. Menangisi dengan wajar dari anggota keluarga yang ditinggalkan wafat sebenarnya dibolehkan dalam agama. Lalu kenapa si mayit yang harus menanggung akibatnya? Ini disebabkan karena sebelum wafatnya dia tidak pernah mengajarkan hal demikian.

18. Barangsiapa wafat pada hari Jum'at atau pada malam Jum'at maka dia terpelihara dari fitnah (siksa) kubur. (Abu Ya'la)

19. Janganlah mengingat-ingat orang-orangmu yang telah wafat, kecuali dengan menyebut-nyebut kebaikan mereka. (An-Nasaa'i)

20. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)

Sabtu, 26 Disember 2015

Benarkah 25Disember Hari Kelahiran Nabi Isa AS?

Benarkah Krismas Hari Kelahiran Nabi Isa a.s (Jesus Christ)?

 

Perayaan Christmas/ Hari Natal disambut pada tanggal 25 Disember setiap tahun.

Perkataan Natal berasal dari bahasa Latin yang membawa maksud – lahir. Secara istilah, perayaan hari Natal adalah hari perayaan penganut agama kristian bagi memperingati kelahiran Jesus Christ/ Nabi Isa a.s. Persoalannya : Benarkah Krismas hari kelahiran Nabi Isa?

Umat Kristian beranggapan bahawa Jesus dilahirkan pada 1 Disember 0001 Masihi, sebagaimana perkiraan kalender ciptaan Dionysus yang kononnya disesuaikan dengan tahun kelahiran Jesus. Namun, di dalam kitab Injil (Bible) menceritakan seperti berikut :

Lukas 2:1-8: Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dan kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.

Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.


Berdasarkan ayat di atas, menurut Bible, Jesus lahir pada era kekuasaan Kaisar Agustus yang sedang melaksanakan pendaftaran penduduk. Hal ini berlangsung pada tahun 7 Masihi bersamaan tahun 579 Romawi. Dikatakan juga bahawa kelahiran Jesus terjadi di waktu malam hari ketika pengambala sedang menjaga haiwan ternakan mereka di padang rumput.

Bagaimanapun, Bible juga mencatatkan seperti berikut;

Matius 2:1, 10, 11: Sesudah Jesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya.


Jadi, Bible juga mencatatkan Jesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37SM – 4M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.

Hal ini menunjukkan pertentangan tentang tarikh kelahiran  Jesus di dalam kitab Bible. Ia juga membuktikan penolakan 25 Disember sebagai tarikh kelahiran Jesus. Ini kerana, penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan keadaan musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari di waktu siang hari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestin pada bulan Disember  sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.

Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:

There is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the night temperature is so law in the hill country of judea that snow is not uncommon. After much argument our christmas day seems to have been accepted about A.D. 3000.

(Kepercayaan, bahwa 25 Disember adalah hari lahir Jesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Jesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 3000 A.D).


A.D adalah singkatan bagi Anno Domini (bahasa Latin) yang bermaksud ‘year of our lord’. Tahun 3000 A.D adalah bersamaan dengan tahun 200 Masihi.!!

Rev. Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. menulis di dalam bukunya berjudul The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:

In the nineteehnt century, when it became evident and was finally admitted that Herod died in the year 4 B.C. and it was recalled that, according to story in Matthew’s Gospel (2:16), King Herod, in order to eliminate little Jesus as a possible “King of the Jews”, had ordered all infants of two years old and under to be killed, the birth-date of Jesus 0bviously had to be moved back to 4 B at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B as the date best accomodating the indonsistent and even cont5radictory traditions, legens, and gospels, although some historians push the date back to 8 and 10 b.C. The problem of the correct dating of Jesus’ birth, life, and death has now been raised again (due to several statemensin these Essence Scrolls) along with the related question on the deity.

(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diajui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Jesus harus dianjak ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masihi. Masa kini para sarjana lebih condong menganjakkan tanggal lahirnya Jesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masihi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Jesus, kehidupannya dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali kerana adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali).


Ternyatalah, tidak ada satupun kepastian dari kitab Bible, ajaran Kristian dan cendekiawan mereka berkaitan tarikh sebenar kelahiran Jesus.

Perayaan Krismas sebenarnya hanya memasuki ajaran Kristian Katolik pada abad ke 4 Masihi malah perayaan ini juga berasal dari masyarakat paganis (penyembah berhala). Ketika Constantinople dan rakyat Rom menjadi penganut Kristian, mereka tidak meninggalkan adat-adat paganisme. Untuk memudahkan penerimaan masyarakat Rom terhadap agama Kristian, maka dilakukan penyatuan di antara agama Kristian dan adat paganisme dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) yang disambut pada setiap 25 Disember, dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Jesus Christ).

Pada tahun 325, Constantine memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Disember sebagai hari kelahiran Jesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday=hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristian. Ketiga, membuat patung-patung Jesus, untuk menggantikan patung Dewa Matahari. Sesudah Kaisar Constantine, memeluk agama Katolik pada abad ke-4 Masihi, maka rakyat pun beramai-ramai memeluk agama Katholik.

Bagi kita umat Islam, kesalahan dan percanggahan agama Kristian ini serta hal tentang kelahiran Nabi Isa a.s telah dijawab oleh ALLAH s.w.t menerusi firman-NYA di dalam al-Quran yang bermaksud;

“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhan mu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, nescaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”. (Surah Maryam: 23-25).


Jadi menurut al-Quran, Isa a.s dilahirkan pada musim panas di saat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. 

Semoga artikel ini memantapkan kefahaman kita tentang kebenaran Islam dan penyelewengan/ ketidakstabilan fakta yang terkandung agama lain.


Isnin, 9 November 2015

KISAH HIDUP RABIAH AL-ADAWIYAH [ RABIATUL ADAWIYAH]

Kisah HidupRabiah Al-Adawiyah
Gambar hiasan saja.
RABIAH BASRI atau lebih dikenali sebagai Rabiah al-Adwiyah adalah salah seorang wanita yang awal memeluk agama Islam. Dia telah meninggalkan segala-galanya yang bersifat duniawi dan mengabadikan sepenuhnya dirinya kepada ALLAH SWT.

Dia telah dilahirkan dalam sebuah keluarga yang miskin. Mempunyai empat orang adik beradik. Kelahirannya telah diliputi bermacam-macam cerita yang aneh-aneh.  Pada malam dia dilahirkan, di rumahnya tidak mempunyai apa-apa bahkan minyak untuk menyalakan lampu pun tiada. Malahan secebis kain untuk membalut dirinya apabila dilahirkan kelak juga tidak ada. Ibunya meminta ayah Rabiah supaya meminjam pelita minyak daripada jiran mereka. Ini merupakan cubaan bagi si ayah yang malang itu.

Sebelum itu ayahnya telah berjanji kepada ALLAH untuk tidak  meminta pertolongan dari sesiapa. Oleh kerana keadaan terdesak maka dia pun  pergi juga ke rumah jirannya. Sebaik saja tiba di rumah jirannya, dia terus mengetuk pintu rumah jirannya itu. Malangnya tiada jawapan pun dari dalam rumah itu. Dia berasa lega dan mengucap syukur kepada ALLAH kerana tidak ingkar pada janjinya.

Setelah itu dia pun pulang ke rumahnya dan terus tidur. Pada malam itu dia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpinya itu Nabi Muhammad SAW telah memberikan tanda kepadanya dengan menyatakan bahawa anaknya yang bakal  dilahirkan itu telah ditakdirkan akan menduduki tempat paling tinggi di sisi ALLAH.

Tidak berapa lama setelah Rabiah dilahirkan kedua –dua ibu bapanya telah meninggal dunia, manakala ketiga-tiga orang kakaknya turut meninggal dunia akibat kelaparan yang ketika itu melanda Basra. Rabiatul kemudiannya dipelihara oleh seorang lelaki yang kejam. Dia telah dijual sebagai hamba dengan harga yang rendah. Majikannya juga bengis orangnya.

Dalam usia yang masih muda dia telah menghabiskan waktunya dengan melaksanakan segala perintah tuannya. Manakala sebelah malamnya dia sentiasa berdoa ke hadrat IIiahi.

Pada suatu malam, majikannya telah melihat tanda kebesaran rohani Rabiah iaitu ketika Rabiah berdoa kepada ALLAH  katanya: Ya Rabbi ! Engkau telah menjadikan aku budak belian seorang manusia sehingga aku terpaksa mengabadikan diriku kepadanya. Seandainya aku bebas, pasti aku akan persembahkan seluruh waktu dalam hidupku ini untuk berdoa kepada-Mu”.

Tiba-tiba sebaik saja dia selesai berdoa, ternampak satu cahaya mendekati kepalanya. Melihat kejadian itu majikannya menjadi terlalu takut. Keesokan harinya Rabiah telah dimerdekakan.

Memperhambakan Diri
Setelah dibebaskan, Rabiah pergi ke tempat-tempat sunyi untuk menjalani hidup dengan  bertawaduk kepada Tuhan. Akhirnya dia sampai ke sebuah pondok dekat dengan Basra. Di situ dia hidup seperti bertapa. Segulung tikar, sebuah kendi diperbuat daripada tanah, seketul batu bata. Semuanya itu merupakan harta yang dimilikinya.

Di pondok itu keseluruhan waktunya digunakan untuk mengabdikan diri berdoa.  Pada suatu hari dia telah didatangi oleh sekumpulan orang bertujuan untuk meminangnya. Orang ramai itu adalah wakil kepada Gabenor Basra. Oleh kerana dia terlalu sibuk mengabadikan dirinya kepada ALLAH  maka diapun menolak pinangan itu.

Pada ketika yang lain Sufian Suri seorang soleh dan dihormati datang menemui Rabiah. Sebaik saja dia sampai dia terus berdoa: “Ya ALLAH  Tuhan Yang Maha Kuasa, aku mohon harta duniawi dariMu”. Mendengar isi doa itu, Rabiah pun menangis. Lantas Sufian Suri pun bertanya kenapa dia menangis, maka Rabiah pun berkata : “ Harta itu sesungguhnya didapati setelah meninggalkan segala yang bersifat duniawi ini, dan aku melihat anda hanya mencarinya di dunia ini saja”.

Menurut satu riwayat, ada seorang insan telah mengirim wang sebanyak empat puluh dinar kepada Rabiah, lantas dia pun menangis seraya mengangkat tangannya : “Engkau tahu Ya ALLAH ! Aku tidak pernah meminta harta dunia dari Mu, meskipun Engkau pencipta dunia ini. Lantas bagaimana aku dapat menerima wang dari seseorang, sedangkan wang itu sesungguhnya bukan kepunyaannya”.

Setiap kali dia mengajar muridnya dia sentiasa menasihati mereka agar jangan menunjukkan perbuatan baik itu kepada sesiapa pun, malahan mereka diharuskan menutupi  perbuatan baik itu sebagaimana mereka menutupi perbuatan jahat mereka.

Segala penyakit datangnya adalah atas kehendak ALLAH  kerana itu Rabiah selalu menghadapinya dengan hati  yang tabah dan berani.  Rasa sakit yang bagaimana pun tidak pernah mengganggunya. Dia seringkali tidak menyedari ada bahagian tubuhnya yang terluka sampai dia diberitahu oleh orang lain.

Suatu hari dia telah terlanggar pokok yang menyebabkan kepalanya berdarah, kemudian seseorang telah bertanya : “Apakah anda tidak berasa sakit?”.  Jawab Rabiah “Aku dengan seluruh jiwa ragaku mengabdikan diri kepada ALLAH SWT. Aku berhubung erat dengan-Nya, aku disibukkan-Nya dengan hal-hal lain daripada apa yang kamu rasakan”, jawabnya lembut.

Semasa hayatnya, banyak keajaiban telah dikaitkan dengan Rabiah. Antaranya, Rabiah mendapat makanan daripada tetamunya melalui jalan yang aneh-aneh.  Diriwayatkan bahawa, ketika Rabiah sedang menghadapi sakaratul maut, dia meminta teman-temannya meninggalkan dia seorang diri. Kemudian dia mempersilakan para utusan ALLAH datang kepadanya.

Sewaktu teman-temannya berjalan keluar mereka terdengar Rabiah mengucapkan syahadah, dan ada pula suara yang menjawab: “Jiwa, tenanglah, kembalilah kepada Tuhanmu, legalah, kembalilah kepada Tuhanmu, legalah hatimu pada-Nya, ini akan memberikan kepuasan kepadanya”.

Di antara doa-doa yang tercatat berasal dari Rabiah ialah doa yang dipanjatkannya pada waktu malam di atas atap rumahnya, katanya: Oh…Tuhanku, bintang-bintang bersinar bergemerlapan, manusia sudah tidur nyenyak dan raja-raja telah menutup pintunya, tiap orang bercinta sedang asyik dengan kesayangannya dan di sinilah aku bersendirian bersamaMu”.

Manakala doa lainnya :”Ya Rabbi, bila aku menyembahMu kerana takutkan neraka, bakarlah diriku di dalamnya. Bila aku menyembah Mu,kerana mengharapkan syurga jauhkan aku dari sana. Namun jika aku menyembah Mu hanya kerana Engkau, maka janganlah Engkau tutup keindahan abadiMu”.

Rabiah telah meninggal dunia di Basra pada tahun 801 Masihi. Dia telah dimakamkan di rumah tempat dia tinggal. Ketika jenazahnya diusung ke perkuburan, orang-orang soleh, para sufi dan orang-orang Islam turut mengiringinya dalam jumlah yang luar biasa ramainya.

Cintailah ALLAH kerana Dia mencintai kita, tunaikanlah perintah ALLAH kerana Dia akan mengadili kita, buatlah sesuatu yang dituntut semata-mata kerana ALLAH  sebab yang akan menilai setiap amal adalah ALLAH.

Apabila kita rapat dengan ALLAH maka sudah semestinya kita akan menjadi orang kesayangan ALLAH dan semua makhluknya, dan pada hari pengadilan nanti sudah tentu ALLAH tidak akan memberatkan pertanyaan ke atas hamba-Nya yang sangat takut kepada-Nya.

Ya Allah, jauhkanlah kami daripada fahaman-fahaman Yahudi, Nasrani dan fahaman-fahaman karut yang dapat menyesatkan kami, dan selamatkanlah kamu semua di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya akhirat itulaah tempat kami dann tujuan hidup kami”.

Khamis, 5 November 2015

Riwayat Syeikh Abdul Qodir Jaelani

Riwayat Syeikh Abdul Qodir Jaelani
Syeikh Abdul Qodir Jaelani (bernama lengkap Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani) lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M, sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliydan.(Biaografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali). Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M. Dalam usia 8 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin
Ahmad al-Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al-Ghazali. Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi. Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’. Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yang bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat setelah mendengar nasehat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau, sehingga sekolah itu tidak muat menampungnya. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syeikh Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni. Perkataan ulama tentang beliau : Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beliau menjawab, ” kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.” Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A’lamin NubalaXX/442). Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Diantaranya dapat diketahui dari perkataan Imam Ibnu Rajab, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syeikh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir Al Lakh-mi Asy Syath-Nufi. Lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya ). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh ( dari agama dan akal ), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas. (Seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya.) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi (Nama lengkapnya ialah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al Adfawi. Seoarang ‘ulama bermadzhab Syafi’i. Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh Al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452.) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”(Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.). Imam Ibnu Rajab juga berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, ” Dia (Allah ) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.” Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata ” Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ ( Allah berada diatas ‘arsyNya ) tanpa takwil ( menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsy.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 515). Ali bin Idris pernah bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, ” Wahai tuanku, apakah Allah memiliki wali (kekasih ) yang tidak berada di atas aqidah ( Imam ) Ahmad bin Hambal?” Maka beliau menjawab, ” Tidak pernah ada dan tidak akan ada.”( At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 516). Perkataan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Istiqamah I/86. Semua itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beliau terhadap manhaj Salaf. Sam’ani berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau.” Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.” Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, ”Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi“. Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, ” Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah,Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.) Inilah tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau. Sedangkan beliau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam bishshawwab. Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka itu adalah suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah shollallahu’alaihi wasalam, maka hal ini merupakan kekeliruan yang fatal. Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasalam adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun. Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah ( perantara ) dalam do’a mereka, berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah. Pada tahun 521 H/1127 M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Abdul Qadir Jaelani menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Abdul Qadir Jaelani, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M. Syeikh Abdul Qadir Jaelani juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama Tarekat Qodiriyah. Awal Kemasyhuran Al-Jaba’I berkata bahwa Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani juga berkata kepadanya, “tidur dan bangunku sudah diatur. Pada suatu saat, dalam dadaku timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai aku merasa tercekik jika tidak berbicara. Dan ketika berbicara, aku tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang yang mendengarkan perkataanku. Kemudian mereka mengabarkan apa yang aku ucapkan kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangiku di masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, aku dipindahkan ke tengah kota dan dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dan memakai lilin dan obor dan memenuhi tempat tersebut. Kemudian aku dibawa keluar kota dan ditempatkan di sebuah mushalla. Namun orang-orang tetap datang kepadaku, dengan mengendarai kuda, unta bahkan keledai dan menempati tempat disekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para wali RadhiAllahu anhum. Kemudian Syaikh Abdul Qadir melanjutkan, “Aku melihat Rasululloh SAW sebelum dzuhur, beliau berkata kepadaku, ’anakku, mengapa engkau tidak berbicara ?’. ’Ayahku, bagaimana aku yang non arab ini berbicara di depan orang-orang fasih dari Baghdad?’. Beliau berkata, ’buka mulutmu’, lalu beliau meniup 7 kali ke dalam mulutku kemudian berkata, ”bicaralah dan ajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan peringatan yang baik”. Setelah itu aku shalat dzuhur dan duduk dan mendapati jumlah yang sangat luar biasa banyaknya sehingga membuatku gemetar. Kemudian aku melihat Ali r.a. datang dan berkata, ’buka mulutmu’. Beliau lalau meniup 6 kali kedalam mulutku dan ketika aku bertanya kepadanya mengapa beliau tidak meniup 7 kali seperti yang dilakukan Rasululloh SAW, beliau menjawab bahwa beliau melakukan itu karena rasa hormat beliau kepada RasuluLloh SAW. Kemudian akku berkata, ’Pikiran, sang penyelam, mencari mutiara ma’rifah dengan menyelami laut hati, mencampakkannya ke pantai dada , dilelang oleh lidah sang calo, kemudian dibeli dengan permata ketaatan dalam rumah yang diizinkan Allah untuk diangkat’”. Beliau kemudian menyitir : Idan untuk wanita seperti Laila seorang pria dapat membunuh dirinya, dan menjadikan maut dan siksaan sebagai sesuatu yang manis Dalam beberapa manuskrip saya mendapatkan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata, ”Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, ‘kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang’. Akupun masuk Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak aku sukai dan karena itulah aku tidak jadi mengikuti mereka’. ‘sesungguhnya’ kata suara tersebut ,’mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu’. ‘Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku / keyakinanku’ tanyaku. ‘Kembali (ke Baghdad) dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu’ jawab suara itu. Akupun menbuat 70 perjanjian dengan Allah. Diantaranya adalah tidak ada seorangpun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, aku kembali ke Baghdad dan mulai berceramah. Suatu ketika saat aku berceramah , aku melihat sebuah cahaya terang benderang mendatangi aku. ‘Apa ini dan ada apa?’tanyaku. ‘Rasululloh SAW akan datang menemuimu untuk memberikan selamat’ jawab sebuah suara. Sinar tersebut makin membesar dan aku mulai masuk dalam kondisi spiritual yang membuatku setengah sadar. Lalu aku melihat RasuLulloh SAW di depan mimbar, mengambang di udara dan memanggilku, ’wahai Abdul Qadir’. Begitu gembiranya aku dengan kedatangan RasuluLloh SAW , aku melangkah naik ke udara menghampirinya. Beliau meniup ke dalam mulutku 7 kali. Kemudian Ali datang dan meniup ke dalam mulutku 3 kali. ’mengapa engkau tidak melakukan seperti yang dilakukan RasuluLloh SAW?’ tanyaku kepadanya. ‘sebagai rasa hormatku kepada Rasulullah SAW‘ jawab beliau. RasuluLlah SAW kemudian memakaikan jubah kehormatan kepadaku. ‘apa ini ?’ tanyaku. ‘ini’ jawab Rasulullah, ’adalah jubah kewalianmu dan dikhususkan kepada orang-orang yang mendapat derajad Qutb dalam jenjang kewalian’. Setelah itu , akupun tercerahkan dan mulai berceramah. Saat Khidir as. Datang hendak mengujiku dengan ujian yang diberikan kepada para wali sebelumku, Allah membukakan rahasianya dan apa yang akan di katakannya kepadaku. Aku berkata kepadanya, ”Wahai Khidir, apabila engkau berkata kepadaku ’Engkau tidak akan sabar kepadaku’, maka aku akan berkata kepadamu ‘Engkau tidak akan sabar kepadaku’. Wahai Khidir, Engkau termasuk golongan Israel sedangkan aku termasuk golongan Muhammad, maka inilah aku dan engkau. Aku dan engkau seperti sebuah bola dan lapangan, yang ini Muhammad dan yang ini Ar-Rahman, ini kuda berpelana, busur terentang dan pedang terhunus.” Al-Khattab pelayan Syaikh Abdul QAdir meriwayatkan bahwa suatu hari ketika beliau sedang berceramah tiba-tiba beliau berjalan naik ke udara dan berkata, “Hai orang Israel, dengarkan apa yang dikatakan oleh kaum Muhammad” lalu kembali ke tempatnya. Saat ditanya mengenai hal tersebut beliau menjawab, ”Tadi Abu Abbas Al-Khidir as lewat, maka akupun berbicara kepadanya seperti yang kalian dengar tadi dan ia berhenti”. Guru dan teladan kita Syaikh Abdul Qadir Al-Jilli berkata,” seorang Syaikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya yaitu : Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang Sattar (menutup aib) dan Ghaffar (Maha pemaaf). Dua karakter dari RasuluLlah SAW yaitu penyayang dan lembut Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya. Dua karakter dari Umar yaitu amar ma’ruf nahi munkar Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur. Dua karakter dari Ali yaitu aalim (cerdas/intelek) dan pemberani. Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepada beliau dikatakan : Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syaikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan. Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dzahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah Syaikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syaikh Al-Junaid mengajarkan standar Al-Qur’an dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang Syaikh. Apabila ia tidak hapal Al-Qur’an, tidak menulis dan menghapal Hadits, maka dia tidak pantas untuk diikuti.Menurut saya (penulis buku) yang harus dimiliki seorang Syaikh ketika mendidik seseorang adalah dia menerima si murid untuk Allah, bukan untuk dirinya atau alasan lainnya. selalu menasihati muridnya, mengawasi muridnya dengan pandangan kasih. Lemah lembut kepada muridnya saat sang murid tidak mampu menyelesaikan Riyadhah. Dia juga harus mendidik si murid bagaikan anak sendiri dan orang tua penuh dengan kasih dan kelemah lembutan dalam mendidik anakknya. Oleh karena itu dia selalu memberikan yang paling mudah kepada si murid dan tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya. Dan setelah sang muuriid bersumpah untuk bertobat dan selalu taat kepada Allah baru sang syaikh memberikan yang lebih berat kepadanya. Sesungguhnya bai’at bersumber dari hadits RasuluLlah SAW ketika beliau mengambil bai’at para sahabatnya.Kemudian dia harus mentalqin si murid dengan zikir lengkap dengan silsilahnya. Sesungguhnya Ali ra. Bertanya kepada RasuluLloh SAW, ‘Yaa Rasulullah, jalan manakah yang terdekat untuk sampai kepada Allah, paling mudah bagi hambanya dan paling afdhal di sisi Nya. RasuluLlah berkata,’Ali, hendaknya jangan putus berzikir (mengingat) kepada Allah dalam khalwat (kontemplasinya)’. Kemudian Ali ra. Kembali berkata , ‘Hanya demikiankah fadhilah zikir, sedangkan semua orang berzikir’. RasuluLlah berkata,’Tidak hanya itu wahai Ali, kiamat tidak akan terjadi di muka bumi ini selama masih ada orang yang mengucapkan “Allah” “Allah”. ‘Bagai mana aku berzikir?’. Tanya Ali. RasuluLlah bersabda, ’dengarkan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengucapkannya sebanyak tiga kali dan aku akan mendengarkan engkau mengulanginya sebanyak tiga kali pula’. Lalu RasuluLlah berkata, “Laa ilaaha illallah” sebanyak tiga kali dengan mata terpejam dan suara kjeras. Ucapan tersebut di ulang oleh Ali dengan cara yang sama RasuluLlah lakukan. Inilah asal talqin kalimat Laa ilaaha Illallah. Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita dengan kalimat tersebut”. Syaikh Abdul Qadir berkata, ”Kalimat tauhid akan sulit hadir pasda seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada RasulluLlah oleh Mursyidnya saat menghadapi sakaratil maut”. Karena itulah Syaikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulang syair yang berbunyi : Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).

PERJALANAN ROH KETIKA MENINGGALKAN JASAD

PERJALANAN RUH KETIKA MENINGGALKAN JASAD
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Al Jumuah  8 ) Sesuatu yang paling ditakuti oleh setiap orang adalah kematian, berbagai usaha dilakukan untuk menghindarkan diri dari kematian. Namun bagaimanapun usaha yang dilakukan jika datang saat ajal tidak seorangpun dapat menghindar dari sergapannya. Kematian bisa datang setiap saat , kapan saja tanpa bisa diduga sebelumnya. Manusia terlalu asyik dengan kehidupan dunia sehingga kebanyakan manusia tidak  menyadari dan tidak menyiapkan diri untuk menghadapi saat  datangnya ajal.  Kematian bukanlah akhir dari segalanya , justru kematian merupakan awal perjalanan panjang yang tiada akhir. Orang yang cerdas dan mengerti mempersiapkan diri dan perbekalan dengan sebaik baiknya  untuk menghadapi datangnya kematian itu. Mereka sadar betul bahwa dibelakang kematian masih ada kehidupan panjang yang harus dilalui berupa alam barzakh, padang mahsyar, dan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Mereka sadar betul bahwa kehidupan dunia ini tidak ada artinya dibandingkan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi selama lamanya. Orang yang dungu dan bodoh tapi merasa paling cerdas dan pandai, tidak pernah peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka hanya mempersiapkan hidupnya untuk kehidupan dunia saja. Segala sesuatu diukur dengan kesuksesan materi. Mereka hanya mempersiapakan hidupnya untuk sampai hari tua. Mereka menabung, menanam  investasi, ikut berbagai asuransi, membangun rumah, gedung mewah,dan  harta berlimpah untuk persiapan hari tua. Mereka baru menyadari semua kekeliruan mereka itu  tatkala nyawa sudah sampai ditenggorokan , dan semua itu sudah terlambat. Setelah nyawa berpisah dari badan , mereka baru menyadari kebodohan dan kekeliruan mereka . Dialam barzakh mereka berseru minta dikembalikan hidup kedunian lagi untuk memperbaiki semua kebodohan dan kekeliruan yang telah mereka lakukan selama hidup didunia  sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100: 99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). 100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (Al Mukminun 99-100) Namun semua sudah terlambat , nasi sudah menjadi bubur . Tidak ada jalan bagi mereka untuk kembali hidup kedunia , karena antara mereka dan alam dunia ada barzakh (dinding) yang amat kokoh dan tidak bisa ditembus. Tidak banyak hal yang kita ketahui tentang kehidupan dialam barzakh dan proses keluarnya ruh dari tubuh ketika sakratul maut. Sejak dahulu sampai sekarang belum ada orang yang berhasil menembus alam barzakh itu untuk menceritakan pengalaman mereka dialam barzakh kepada kita yang hidup didunia ini. Kita hanya dapat informasi tentang alam barzakh dari kitab suci Al qur’an atau hadist yang disampaikan Rasulullah. Diantaranya adalah hadist terkenal dari al Barro’ bin Azib: Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, serta yang selainnya, telah meriwayatkan dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib, bahwa suatu ketika para sahabat berada di pekuburan Baqi’ul ghorqod.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka. Beliau pun duduk. Sementara para sahabat duduk disekitarnya dengan tenang tanpa mengeluarkan suara, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. Mereka  sedang menanti penggalian kubur se seorang yang baru saja meninggal. Ini menunjukkan bahwa tatkala seorang hamba berada di pekuburan, dituntunkan kepada mereka  untuk bersikap tenang, diam, hening, dan tidak mengucapkan dzikir-dzikir dengan suara yang keras. Terlebih lagi berbicara mengenai urusan-urusan dunia yang fana. Dalam suasana yang seperti ini, hendaknya dia berpikir tentang kematian yang akan menimpa setiap manusia tanpa terkecuali. Sudahkah dia mempersiapkan  diri untuk menghadapinya. Ini membutuhkan perenungan yang dalam, sehingga melahirkan keimanan, ketakwaan, dan amal sholeh yang diterima disisi Allah.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dan mengucapkan:
 “Aku berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya bila seorang yang mukmin menghadap ke alam akhirat dan meninggalkan alam dunia,turun kepadanya sejumlah malaikat berwajah putih yang seolah-olah seperti matahari. Mereka membawa sebuah kain kafan dan minyak wangi dari surga. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya.
 Malaikat pencabut nyawa berkata:“Wahai jiwa yang baik, keluarlah engkau kepada keampunan dan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Maka nyawanya keluar dan mengalir seperti air yang mengucur dari mulut wadah. Lalu malaikat pencabut nyawa mengambilnya.Nyawanya tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangan malaikat pencabut nyawa dan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih tadi. Kemudian mereka meletakkannya pada kain kafan dan minyak wangi surga yang telah mereka bawa. Maka nyawanya mengeluarkan aroma minyak wangi misik yang paling terbaik di muka bumi. Lalu mereka menyertainya untuk naik ke langit.Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya: “Siapakah nyawa yang baik ini?” Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan”, dan disebutkan namanya yang paling terbaik ketika mereka memanggilnya di dunia. Tatkala mereka telah sampai membawanya kelangit, mereka meminta agar pintu langit dibukakan untuknya. Maka dari setiap langit dia diiringi oleh para penjaganya sampai ke langit berikutnya.
Demikianlah yang akan terjadi hingga dia sampai ke langit yang disana ada Allah. Maka Allah berfirman: اكتبوا كتاب عبدي في عليين, و أعيدوه إلى الأرض, فإني منها خلقتهم, وفيها أعيدهم, و منها أخرجهم تارة أخرى “Catatlah oleh kalian bahwa hambaku (ini) berada di surga ‘illiyyin, dan (sekarang) kembalikanlah dia ke muka bumi. Sungguh darinya Aku telah menciptakan mereka, dan padanya Aku akan mengembalikan mereka, serta darinya pula Aku akan mengeluarkan mereka sekali lagi”.
Kemudian nyawanya dikembalikan ke dalam jasadnya. Lalu datanglah dua orang malaikat kepadanya. Keduanya bertanya, siapa Rabbmu? Maka dia menjawab, Rabbku adalah Allah. Keduanya kembali bertanya, apa agamamu? Maka dia menjawab, agamaku adalah islam.
Keduanya kembali bertanya, siapa orang yang telah diutus di tengah kalian ini?
Maka dia menjawab, beliau adalah utusan Allah. Keduanya kembali bertanya,siapakah yang telah mengajarimu? Maka dia menjawab, aku membaca kitab Allah, beriman kepadanya dan membenarkannya.
Kemudian terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Hambaku ini telah benar. Bentangkanlah untuknya permadani dari surga dan bukakanlah sebuah pintu ke surga”. Maka harum wangi surga pun menerpanya dan kuburnya diperluas sejauh mata memandang. Lalu datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya, pakainnya, dan harum wanginya. Orang itu berkata, bergembiralah dengan segala yang akan menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan.
Maka si mukmin bertanya kepadanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa kebaikan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang sholih.”
Lalu si mukmin berkata,“Wahai Rabbku! Segerakanlah hari kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku”.
Selanjutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Adapun bila seorang yang kafir meninggalkan alam dunia dan menghadap ke alam akhirat, turun kepadanya dari langit sejumlah malaikat yang berwajah hitam legam. Mereka membawa sebuah kain kafan yang buruk dan kasar. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya.
Malaikat pencabut nyawa berkata,“Wahai jiwa yang buruk, keluarlah engkau kepada kemurkaan dan kemarahan Allah”. Maka nyawanya tercerai berai di dalam jasadnya. Kemudian malaikat pencabut nyawa merenggut nyawanya seperti mencabut besi pemanggang daging dari bulu domba yang basah. Setelah malaikat pencabut nyawa mengambilnya, tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangannya dan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam legam tadi. Lalu mereka meletakkannya pada kain kafan (yang telah mereka bawa) itu. Sehingga keluarlah dari nyawanya seperti bau yang sangat busuk di atas muka bumi. Kemudian mereka naik bersamanya. Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya, siapakah nyawa yang buruk ini? Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan” dan disebutkan namanya yang paling terburuk ketika mereka memanggilnya di dunia. Kemudian mereka membawanya naik sampai ke langit dunia dan dimintakan agar pintu langit di bukakan untuknya. Namun pintu langit tidak dibukakan untuknya”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi,Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit  dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.
 Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (Al A’raaf 40)  Selanjutnya Allah Azza wa jalla berfirman,“Catatlah oleh kalian bahwa ketetapannya berada di (neraka) Sijjiin, di bumi yang paling bawah”.Setelah itu, nyawanya benar-benar dilemparkan.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi,“Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, Maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung,atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh”. (surat Al Hajj:ayat 31)
Demikianlah, nyawanya dikembalikan kedalam jasadnya. Maka dua orang malaikat mendatanginya lalu mendudukkannya. Keduanya bertanya, “Siapa Rabbmu?”
Dia menjawab, “Hah.. hah..aku tidak tahu”. Keduanya kembali bertanya,“Siapa orang yang telah diutus ditengah kalian ini?” Dia menjawab,“Hah..hah..aku tidak tahu.”
Kemudian terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Dia telah berdusta, bentangkanlah untuknya permadani dari api neraka dan bukakanlah sebuah pintu ke neraka.”
Sehingga hawa panas dan racun neraka pun menerpanya dan kuburnya dipersempit sampai tulang-tulang rusuknya saling bergeser. Lalu datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya, pakainnya, dan busuk baunya. Orang itu berkata,“Bergembiralah dengan segala yang akan memperburuk keadanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan.” Maka si kafir bertanya,“Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa keburukan.”Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk.” Lalu si kafir berkata,“Wahai Rabbbku! Janganlah engkau datangkan hari kiamat”.
Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam kitabnya “Ahkamul Janaiz” (hal. 156-157) dan tahqiq beliau terhadap“Syarh Aqidah Thahawiyyah” (hal. 397-398).
 
Demikianlah  keadaan orang mukmin dan orang  kafir tatkala meninggalkan alam dunia dan masuk ke dalam alam akhirat yang dimulai dengan alam barzakh (alam kubur). Wallahu a’lam bi showab Ketika manusia meninggalkan alam dunia bukan berarti urusannya telah selesai. Dia akan mengalami alam kedua yaitu alam barzakh (alam kubur). Alam ini merupakan pintu masuk ke dalam alam akhirat yang sesungguhnya. Disebut dengan alam barzakh, karena makna barzakh adalah penutup atau perantara bagi dua perkara.
Maka alam barzakh adalah alam di antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam barzakh, manusia akan mengalami berbagai masalah yang menandakan bahwa urusannya belum selesai dengan semata-mata meninggalkan alam dunia. Saat melewati alam barzakh, pertama kali yang akan dihadapinya adalah pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya, sebagaimana di dalam hadits Al Baro` bin ’Azib yang terdahulu.
Maka keberhasilannya di alam barzakh, mendapat kebaikan atau keburukan, akan tergantung dengan kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dua malaikat itu. Perlu diingat, bahwa di alam barzakh, jasad manusia tidak akan mampu untuk menjawabnya. Yang akan menjawabnya adalah ruh dan jiwa manusia yang telah diisi saat di alam dunia dengan kebaikan atau keburukan.Adapun seorang yang mukmin niscaya akan dimudahkan oleh Allah untuk bisa menjawab pertanyaan kubur yaitu tentang siapa Rabmu,apa agamamu, dan siapa nabimu.
Itulah yang Allah maksudkan dengan firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)
Di dalam sebuah hadits yang shohih dari sahabat Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Seorang hamba yang muslim bila ditanya di dalam kuburnya, niscaya dia akan bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya muhammad adalah utusan Allah”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang yang mukmin akan mampu mengucapkan dua kalimat syahadat “La ilaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah”, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Tatkala seorang hamba menghadapi pertanyaan dua malaikat ini, maka dia akan menjawabnya sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu di dunia.
Oleh sebab itu, seorang hamba yang berbuat dosa-dosa besar dan tidak bertaubat darinya, sangat mungkin disiksa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kuburnya,walaupun dia seorang yang mukmin.
Telah datang sebuah hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda: ”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa.Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu domba”.
 (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan kepada kita sekalian bahwa dua orang yang disiksa di dalam kuburnya itu dikarenakan dosa-dosa besar.
Berarti yang disiksa oleh Allah di alam kubur bukan hanya  karena kekafiran saja tetapi juga karena dosa-dosa besar. Nasalullah salamah wal ‘afiah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua bagian.
Beliau meletakkannya di masing-masing dua kubur ini dengan harapan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingan siksa keduanya, selama pelepah kurma itu masih basah dan belum kering.
 
Demikianlah sedikit gambaran tentang saat keluarnya ruh dari tubuh ketika proses sakratul maut dan beberapa kejadian sesudah itu yang disampaikan Rasulullah pada kita. Mudah mudahan kisah diatas dapat memotivasi kita untuk lebih bergiat mengerjakan amal saleh untuk menyiapkan perbekalan kita menempuh perjalan panjang dialam barzakh kelak. Sekedar lebih memotivasi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan alam barzakh yang pasti akan kita alami kelak.
 
 Melalui pengamatan nas-nas yang shohih dari Al Quran dan sunnah serta di topang oleh pemahaman dan pandangan para ulama dalam memahami nash-nash tersebut, bahwa manusia menempuh kehidupan empat Alam: alam rahim, alam dunia, alam barzahk (kubur), alam akhirat.
Yang mana proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki kekhususan masing-masing,tidak bisa disamakan proses kehidupan dalam setiap alam tersebut dengan kehidupan alam yang lainnya,alam rahim umpamanya mungkin saja bisa diketahui sebahagian proses kehidupan disana melalui peralatan kedokteran yang canggih, tapi di balik itu semua masih banyak keajaiban yang tidak terungkap dengan jalan bagaimanapun, semua itu merupakan rahasia yang sengaja Allah tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia.
Allah telah menerangkan dalam firmannya yang berbunyi: {وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا} [الإسراء/85] “Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja” Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan alam akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan dengan yang ghaib, melalui teropong nas-nas Al Quran dan sunnah.
Beriman dengan hal yang ghaib adalah barometer pembeda antara seorang mu’min dengan seorang kafir.
Sebagaimana termaktub dalam firman Allah: ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ [البقرة/2، 3] “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib”.
Banyak sekali nas-nas dari Al Quran dan sunnah yang mengukuhkan persoalan ini yang tidak mungkin untuk kita urai dalam tulisan yang singkat ini. Keadaan manusia dalam alam kubur Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati Alam kubur.
Alam ini disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam dunia dengan alam akhirat. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah: حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ [المؤمنون/99، 100]
“Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata:“Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan”.
Para ahli tafsir dari ulama salaf sepakat mengatakan:“Barzakh adalah perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah mati dan hari berbangkit[1]“.Dinamakan alam Barzakh dengan alam kubur adalah atas keadaan yang umum terjadi, karena umumnya manusia bila meninggal dunia di kubur dalam tanah. Namun bukan berarti orang yang tidak dikubur telepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh.
Seperti orang yang dimakan binatang buas,tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar. Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya: عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال (قال رجل لم يعمل خيرا قط فإذا مات فحرقوه واذروا نصفه في البر ونصفه في البحر فوالله لئن قدر الله عليه ليعذبنه عذابا لا يعذبه أحدا من العالمين فأمر الله البحر فجمع ما فيه وأمر البر فجمع ما فيه ثم قال لم فعلت ؟ قال من خشيتك وأنت أعلم فغفر له ) متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Seorang yang tidak pernah beramal baik sedikitpun berkata kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian sebarkan saat terjadi angin kencanng bertiup, sebagian di daratan dan sebagian lagi di lautan. Lalu ia berkata: Demi Allah, Jika Allah mampu untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak diazab dengannya seorangpun dari penduduk alam. Maka Allah memerintahkan kepada lautan dan daratan untuk mengumpulkan debunya yang terdapat dalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah bertanya kepadanya: Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut?[2]
 Dari kisah yang disebutkan dalam hadits di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut berusaha untuk lari dari azab Allah dengan cara yang menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah. Bila seandainya ada seseorang mau melakukan tipuan terhadap Allah agar ia terlepas dari azab kubur, sesungguhnya kekuasan jauh lebih kuat daripada tipuanya.
Pada hakikatnya yang ditipunya adalah dirinya sendiri. Di alam kubur manusia akan mengalami kehidupan sampai teropet sangkakal ditiup oleh malaikat Isrofil. Di sana ada yang bersukacita dan ada pula yang berdukacita, ada yang bahagia dan ada pula yang menderita.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Baraa’ bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu. Ia berkata:“Ketika kami menghadiri penguburan jenazah di perkuburan Baqi’ Al Gharqad Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam mendatangi kami lau beliau dudk maka kamipun duduk di sekeliling beliau,bagaikan di atas kepala kami hingap burung (gambaran akan ketenangan sahabat). Orang tersebut sedang dibikinkan lahat. Lalu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam mengucapkan “Aku berlindung dengan Allah dari aza kubur” sebanyak tiga kali. Kemudia beliau berkta: Sesungguhnya seorang hamba apabila akan menemui kehidupan akhirat dan akan berpisah dengan kehidupan dunia. Maka para malaikat turun mendatanginya, wajah mereka bagaikan matahari.Mereka membawa kain kafan dan minyak harum dari surga. Para malaikat tersebut duduk dengan jarak sejauh mata memandang. Kemudian malaikat Maut mendatanginya dan duduk dekat kepalanya seraya berkata:Wahai jiwa yang baik keluar kepada keampunan dan keredhaan Allah. Maka keluarlah ruh tersebut bagaikan mengalirnya air dari mulut cerek.
Maka malaikat Maut mengambilnya. Bila telah diambilnya, ia tidak membiarkan ditanganya walau sekejab mata hingga para malaikat (yang membawa kafan dan minyak harum) mengabilnya. Lalu mereka bungkus ruhnya dengan kafan dan minyak harum tersebut.
Maka keluar darinya aroma bagaikan aroma minyak kasturi yang paling harum di muka bumi. Maka mereka membawa ruh tersebut naik (ke langit).
Setiap mereka melewati malaikat-malaikat mereka bertanya: Siapa harumnya yang mewangi ini? Maka menyebutnya dengan namanya dengan panggilan yang paling baik waktu di dunia. Sampai naik kelangit, lalu mereka meminta dikukan pintu langit, maka lalu dibuka untuknya. Maka malaikat penghuni setiap langit mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Sampai mereka berakhir pada langit  yang Allah berada disana.
Maka Allah berkata: Tulislah kitab hamba-Ku pada ‘Illiyyin (tempat yang tinggi) dan kembalikan ia kebumi, sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi kemudian padanya mereka dikembalikan dan darinya mereka akan dibangkitkan kelak. Maka ruhnya dikembalikan kepada jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat, keduanya menyuruhnya untuk duduk dan keduanya bertanya kepadanya: Saiap tuhanmu?
 Maka ia menjawab tuhanku adalah Allah. Apa agamamu? Maka ia menjawab agamaku Islam. Siapa orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab: ia adalah Rasulullah. Apa ilmumu? Ia menjawab: aku membaca kitab Allah dan aku beriman dengannya. Lalu di serukan dari langit: sungguh benar hambauku.
 Maka bentangkanlah untuknya tikar dari surga. Dan bukakan untuknya pintu surga. Maka datanglah kepadanya keharuman surga dan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Maka datang kepadanya orang yang berwajah tanpan, berpakaian yang bagus dan harum mewangi. Ia (orang berwajah tanpan) berkata: bergembiralah dengan hal yang menyenangkanmu, inilah hari yang dijanjikan untukmu.
Maka ia (mayat) bertanya: siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan? Maka ia menjawab: aku adalah amalmu yang sholeh. Maka sang mayat berkata: Ya Allah cepatkanlah kiamat, agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku. Dan bila seorang kafir berpidah dari dunia dan menuju kealam akhirat. Maka para malaikat turun dari langit kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa kain ketan yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang.
 
Kemudian datanglah malaikat Maut duduk di dekat kepalanya. Ia berkata: Wahai jiwa yang kotor keluarlah kepada azab kemarahan Allah. Maka ruhnya menyebar pada tubuhnya, maka malaikat Maut mencabut ruhny dengan kuat seperti mencaput sisr bese dari ijuk yang basah. Bila telah diambilnya ia tidak membiarkannya sekejab mata di tangannya, sampai para malikat (ruh) meletakkanya pada kain ketan yang kasar tersebut. Lalu ia mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Kemudian meraka para malaikat tersebut membawa naik, tiada malaikat yang mereka lewati kecuali bekata: Bau apa yang sangat keji ini? Maka ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia.
Sehingga arwahnya sampai pada langit dunia lalu malaikat meminta pintunya dibuka, maka tidak izinkan untuk dibuka untuknya.
Kemudia Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca firman Allah: { لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ} [الأعراف/40] “Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta masuk kedalam lubang penjahit”.
Kemudian Allah berkata: “Tulislah catatan amalnya di Sijjin pada lapisan bumi yang paling bawah”. Maka ruhnya dilemparkan jauh-jauh.
 Kemudian Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca ayat: وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ [الحج/31] “Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh”.
Lalu ruhnya dikembalikan kepada jasadnya, dan  datang kepadanya dua orang malaikat lalu menyuruhnya dudk. Lalu kedua malaikat itu berkata: siapa tuhanmu?
Maka ia menjawab: ha ha, aku tidak tau. Lalu keduanya berkata lagi: siapakah orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab lagi: ha ha, aku tidak tau.
Maka seseorang menyeru dari langit: sungguh ia telah berdusta.Maka bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulang rusuknya saling bedempet. Kemudian dating kepadanya seorang yang bewajah jelek, berpakaian jelek,berbau busuk.
Lalu orang tersebut berkata: berbahagialah dengan apa yang mennyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu.
 Lalu ia (mayat) bertanya: siapa engkau yang bewajah jelek? Ia menjawab: aku adalah amalanmu yang keji. Lau simayat berkata: Tuhanku janganlah engkau datangkan kiamat”[3]. Jika seorang muslim mau merenungkan sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di alam kubur. Niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa.
Bayangkan bagaimana ketika kita berada dalam sebuah lubang yang sempit dan gelab, tidak ada cahaya sedikitpun. Betapa suasana gelap mencekam menimbulkan rasa takut yang dalam, napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus, lapar, panas, mau berteriak tidak seorangpun yang mendengar.
Akan tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap. Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang beramal sholeh waktu di dunia ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan.
Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga.
Adapun orang yang hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat apalagi melakukan perbuatan syirik. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas haparan tikar dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian senantiasa mencium bau  busuk hembusan panas api neraka. Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya saat di alam kubur pada waktu pagi dan sore.
Hal ini disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya: «إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ يُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ » (رواه مسلم من حديث ابن عمر رضي الله عنه). “Apabila  seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia dari penghuni surga maka diperlihatkan tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni neraka maka diperlihatkan tempatnya di neraka.
Kemudian dikatakan kepadanya: inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada hari kiamat”.
 
Diantara hikmah diperlihatkannya tempat seseorang di akhirat kelak ketika diwaktu alam kubur adalah agar semakin menimbulkan rasa syukur dalam diri orang yang beramal sholeh. Ini adalah salah satu bentuk nikmat yang dirasakannya dalam alam kubur. Adapun bagi orang berbuat dosa akan semakin menambah rasa kekecewaan dan penyesalan dalam dirinya. Ini adalah salah satu bentuk azab yang dialaminya dalam alam kubur.
Hal ini disebutkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya: ((لا يدخل أحد الجنة إلا أري مقعده من النار لو أساء ليزداد شكرا ولا يدخل النار أحد إلا أري مقعده من الجنة لو أحسن ليكون عليه حسرة )). رواه البخاري من حديث أبي هريرة رضي الله عنه.
“Tidak seorang pun masuk kedalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di neraka jika seandainya ia berbuat jelek. Agar bertambah rasa syukurnya. Dan tidaklah seorang pun masuk kedalam neraka kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga seandainya ia berbuat baik. Agar semakin bertambah atasnya rasa penyesalan”.
Dalam riwayat lain disebutkan: « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ في قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ ». قَالَ « يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ في هَذَا الرَّجُلِ ». قَالَ « فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ». قَالَ « فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ ». قَالَ نبي اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ». قَالَ قَتَادَةُ وَذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ في قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَيُمْلأُ عَلَيْهِ خَضِرًا إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ. (رواه مسلم من حديث أنس بم مالك رضي الله عنه). “Apabila seorang hamba diletakkan di kuburnya, dan kerabatnya pergi meninggalkannya.
Sesungguhnya ia mendengar derap sandal mereka. Datanglah kepadanya dua orang malaikat lalu menyuruhnya duduk. Lalu keduanya berkata: apa perkataanmu tentang orang ini?
Adapun orang mukmin akan menjawab: aku bersaksi ia adalah hamba Allah dan utusannya.
Lalu dikatakan kepadanya: lihatlah tempatmu di neraka sungguh Allah telah menukarnya dengan tempat di surga, maka ia melihat keduanya.
Berkata Qotadah:disebutkan kepada kami bahwa kuburnya di luaskan tujuh puluh hasta, yang dipenuhi oleh tubuhan hijau sampai hari mereka dibangkit”.
Bantahan Terhadap Orang Yang Mengingkari Azab Kubur.Sebagian kelompok sempalan dalam Islam justru ada yang mengingkari dan tidak percaya dengan azab kubur, seperti orang-orang Mu’tazilah dan para pengagum pemikiran orientalis. Mereka berpegang kepada akal dan indra mereka, alasan mereka karena bertentangan dengan kenyataan.
Jika kita melakukan pengalian terhadap sebuah kuburan, besarnya tidak berobah, kita temui kuburannya tetap seluas itu. Jawapan atas argumentasi mereka tersebut adalah sebagai berikut: Pandangan dan pendapat yang tidak percaya tentang adanya azab kubur adalah batil menurut kenyataan dan akal sehat, apalagi menurut agama.

Mari kita simak pada penjelasan berikut:
Sesungguhnya yang wajib menjadi pedoman kita adalah Al Qura’an dan sunnah. Kita tidak boleh menolak ketentuan Allah dan Rasul Sallallahu Alaihi Wa Sallam dengan alasan tidak masuk akal. Karena ketika diteliti ternyata hal tersebut tidak bertentangan dengan akal. Karena yang menciptakan akal dan yang menurun syari’at adalah Allah Yang Maha Tahu.
Tidak ada ajaran agama yang tidak terima akal. Tetapi sebagian ajaran agama ada yang tidak terjangkau oleh akal dan membuat akal bertekuk lutut dihadapan agama. Oleh sebab itu Allah tidak menyerahkan manusia pada akal semata. Akan tetapi Allah mengutus para rasul dan menurunkan wahyu untuk mengarahkan akal dalam berfikir.
 
 
Alam kubur adalah alam ghaib yang memiliki kekhususan, tidak bisa diqiaskan dengan alam dunia ini.
Ada orang mencoba mengukur kebenaran azab kubur dengan panca indranya. Lalu ia mengingkari kejadian alam barzakh dengan alasan karena tidak menyaksikanya dengan panca intra. Menurut pemikirannya yang picik dan dangkal kehidupan alam kubur seperti kehidupan alam dunia.
Ini suatu kekacauan dan kekeliruan dalam mengimani alam barzakh tersebut.
Segala peristiwa di sana adalah alam ghaib yang tidak bisa dijangkau dengan panca indra biasa,tetapi bisa dijangkau dengan indra keimanan kepada alam ghaib.
Bahkan kadang kala sebagian orang menemukan bukti nyata tentang adanya azab kubur.
Seperti ketika terjadi penggalian terhadap kuburan karena alasan tertentu. Ditemukan adanya perbedaan kondisi mayat anatara satu dengan lainnya.
 Ada kondisinya yang utuh, ada yang hancur seluruh tulang teronggok di tengah, ada pula sebagian tubuhnya hacur dan sebagian utuh,dan ada pula seakan-akan baru dikubur, padahal ia sudah dikubur sejak puluhan tahun.
Semua ini menunjukkan adanya proses di alam kubur tersebut sesuai dengan kondisi keimanan masing-masing orang. Yang merasakan tentang nikmat dan azab kubur tersebut adalah orang berada dalam kubur itu sendiri.
Sebagaimana seseorang yang bermimpi dalam tidurnya merasa berada di tempat yang luas atau di tempat yang sempit. Tetapi orang yang melihatnya tidak merasakan hal itu, ia hanya melihat orang tersebut sedang tidur.
Contoh lain adalah ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam menerima wahyu di hadapan para sahabat. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dapat mendengar dan melihat jibril akan tetapi para sahabat tidak mendengar dan tidak melihatnya.
Kemampuan panca indra makhluk terbatas dalam mengetahui segala sesuatu. Mereka tidak akan mampu mengatahui segala apa yang terjadi di langit dan di bumi. Sebagaimana Allah menyebutkan bahwa langit dan bumi bertasbih memuji Allah. Akan tetapi kita tidak mendengar tasbihnya. Namun kadang kala yllah memperdengarkannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Demikian pula halnya keadaan alam Barzakh. Kebatilan pendapat tersebut menurut kenyataan.
Dalam keyataan sehari-hari ada kondisi yang amat dekat kemiripannya dengan kondisi mayat dalam kubur tentang hal yang sedang dialaminya. Kita contohkan dua orang yang sedang tidur, salah seorang diantara mereka melihat dalam tidurnya ia sedang berada di padang hijau yang luas penuh dengan bunga-bunga. Yang lain melihat ia sedang berada dalam gua gelab yang sempit serta sangat menakutkan. Sedangkan dalam kenyataannya mereka sedang tidur terbaring dengan pulas. Tidak seorangpun yang merasakan apa yang sedang mereka alami dalam tidurnya. Demikian pula mayat yang ada dalam kubur, ia tidur namun tidurnya memiliki rahasia tentang apa yang sedang dialaminya dalam kuburnya.
Oleh sebab itu dikatakan orang: tidur adalah saudara kematian. Kebatilan pendapat tersebut menurut akal. Peristiwa yang kita gambarkan pada poin kelima di atas dapat diterima oleh akal. Bila kondisi tersebut terjadi dan kita alami di dunia, apakah tidak mungkin untuk terjadi di alam kubur. Kebatilan pendapat tersebut menurut agama.
Adapun kebatilan pendapat tersebut menurut Agama adalah sangat banyak sekali dalil yang menerangkan tentang adanya azab kubur dalam Al Quran dan hadits-hadits yang shohih. Kevalitan keyakinan tentang adanya azab kubur sangat banyak sekali dalil-dalilnya. Baik dari ayat-ayat Al Qur’an maupun dari hadist-hadits yang shohih.
Sebagiannya telah kita sebutkan diawal pembahasan ini.
Namun tidak mengapa kita tambahkan sedikit lagi pada berikut ini:Ayat-ayat Al Qur’an. Ayat Pertama: Firman Allah dalam Surat Ibrohim ayat 27 yang berbunyi: يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ [إبراهيم/27] “Allah meneguhkan (jawaban) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh waktu kehidupan di dunia dan di akhirat“.
Ayat ini menerangkan tentang pertolongan Allah dalamm meneguhkan jawaban orang mukmin ketika menjawab pertanyaan dua orang malaikat ketika di alam kubur.
Sebagaimana yang diterangkan dan disepakati oleh para ulama mufassirin.
Hal ini dipertegas oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan muslim dalam kitab shohihnya: عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ عَنِ النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ « (يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ) قَالَ « نَزَلَتْ في عَذَابِ الْقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّىَ اللَّهُ ونبيي مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم. فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ (يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ في الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ) ». متفق عليه.
Melalui sahabat Barraak bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu  dari Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam, beliau membaca firman Allah: “Allah meneguhkan (jawaban) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh waktu kehidupan di dunia dan di akhirat“.
Lalu beliau bersabda: “Ayat ini turun tentang Azab kubur. Dikatakan kepada simayat: siapakah tuhanmu? Maka ia menjawab: Tuhanku Allah, nabiku Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam. Maka itulah yang dimaksud firman Allah: “Allah meneguhkan (jawaban) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh waktu kehidupan di dunia dan di akhirat“.
Ayat Kedua: Firman Allah dalam surat Al Mu’min ayat: 45-46 yang berbunyi: وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ [غافر/45، 46] “Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa Fir’aun dan pengikutnya telah mendapat azab di alam barzakh (kubur), dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari berbangkit.
Adapun pada hari kiamat Fir’aun dan kaumnya akan dimasukkan kedalam azab yang lebih keras lagi. Imam Qurthubi mengomentari ayat diatas dalam tafsirnya: “Jumhur para mufasiriin mengatakan bahwa penampakkan tersebut terjadi pada alam Barzakh (kubur).
Dan ini adalah hujjah dalam ketetapan azab kubur”[4]. Demikian pula komentar Imam Ibnu Katsir dalam tasirnya: “Ayat ini adalah landasan yang kokoh sebagai dalil Ahlussunnah atas azab Barzakh di dalam kubur”[5]. Ayat Ketiga: Firman Allah dalam surat At Taubah ayat:101 yang berbunyi: سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ [التوبة/101]
“Kami akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar”. Ayat ini telah dijadikan dalil tentang adanya azab kubur oleh para ulama salaf [6],sepeti Mujahid, Qotadah dan Imam Bukhari.
Berkata Mijahid dalam menafsirkan “Kami akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar“: yakni “Dengan kelaparan dan azab kubur, kemudian mereka dimasukkan kedalam azab yang lebih dahsyat pada hari kiamat”.
Berkata Imam Qotadah:“Kami akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar” yakni “Azab dunia dan azab alam kubur  kemudian mereka dimasukkan kedalam azab yang lebih dahsyat”[7].
 Demikian pula Imam Bukhary berdalil dengan ayat sebelumnya dan ayat ini tentang adanya azab kubur. Sebagaimana beliau sebutkan dalam kitab shohih beliau diawal Bab: “Dalil-dalil tentang azab kubur[8]“. Hadits-hadits Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam. Adapun dalil dari hadits-hadits Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam tentang azab kubur sangat banyak sekali.
 Pada berikut ini kita sebutkan sebagian kecil saja sebagai tambahan dari apa yang telah disebutkan pada awal pembahasan ini.
Hadits Pertama: عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ «لَوْلاَ أَنْ لاَ تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ». رواه مسلم. Dari Anas Radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Jika seandainya kalian tidak akan dikubur, sungguh aku berdo’a kepada Allah untuk mendengarkan kalian dari azab kubur”.
Dalam hadits ini Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam memberitahukan kepada para sahabat tentang kepastian adanya azab kubur. Bahkan beliau berkeinginan untuk berdo’a kepada Allah agar memperdengarkannya kepada para sahabat.
Tetapi ada hal yang menghalangi beliau adalah karena mereka akan menghadapinya di kubur. Hal akan berakibat membuat orang tidak akan merasa tentram dalam hidupnya ketika mendengar azab kubur tersebut. Dan bisa-bisa membawa kepada keputus asaan dalam diri seseorang. Serta dapat mengganggu dalam merasakan nikmat-nikmat dunia yang diberikan Allah kepada mereka. Sebagaimana yang diterangkan oleh para ulama tentang hikmah untuk tidak diperdengarkannya azab kubur tersebut kepada manusia. Hadits Kedua: عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ». رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam: “Apabila salah seorang kalian telah selesai membaca Tasyahud, maka hendakla ia berlindung kepada Allah dari empat hal: Ya Allah Aku berlindung dengan-Mu dari azab neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian serta dari fitnah Masih Dajjal”.
Hadits ini menunjukkan tentang keberadaan azab kubur. Kalau seandainya tidak ada untuk Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam menyuruh umat berlindung dengan Allah dari azab kubur. Tentulah perintah tersebut akan menjadi sia-sia bila azab kubur tersebut tidak ada. Bahkan banyak sekali hadits yang menyebutkan tentang do’a Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam agar dilindungi Allah dari azab kubur.
 Hal ini menunjukkan begitu urgennya masalah beriman dengan zab kubur. Hadits Ketiga: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ « أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ». متفق عليه.
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam melewati dua kuburan. Lalu beliau berkata: sesungguhnya keduanya sedang di azab. Keduanya diazab bukan karena dosa besar.
Adapun salah seorang mereka suka memfitnah (mengadu-domba). Dan yang lain tidak bersuci ketika buang air kecil”.
Dalam hadits ini Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam diberitahu oleh Allah tentang keadaan dua orang penghuni kuburan tersebut. Bahwa keduanya sedang diazab dalam kuburnya. Karena sebelum terjadi hari kiamat belum ada orang yang diazab dalam neraka.
Adapun peristiwa yang digambarkan kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam ketika isra’ mikraj adalah tentang keadaan setelah hari kiamat kelak.
Kemudian dalam hadits tersebut terdapa dua bentuk sebab yang biasa menyebabkan seseorang diazab dalam kuburnya. Pertama orang yang suka memfitnah atau mengadu domba di tengah masyarakat. Kedua orang yang tidak bersuci ketika selesai buang air kecil. Kesimpulan: Azab kubur adalah benar-benar ada, dan kita wajib beriman kepadanya karena ia adalah bagian dari beriman kepada yang ghaib. Azab kubur adalah umum untuk seluruh msnusia, tidak khusus dengan umat nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam.

Diantara Azab atau nikmat kubur ada yang berhubungan dengan ruh dan jasad secara bersamaan. Dan ada pula yang khusus berhubungan dengan ruh saja. Semua ruh orang yang telah meninggal dunia berada di alam Barzakh, sekalipun ia pelaku maksiat atau orang kafir. Seseorang tidak akan masuk surga atau neraka kecuali setelah terjadinya hari kiamat dan dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya. Pelajaran di balik keimanan kepada Azab Kubur.
Dalam keimanan kepada azab kubur tersimpan banyak hikmah dan pelajaran bagi pribadi  seorang muslim. Diantara pelajaran yang dapat kita ambil dari keimanan kita kepada azab kubur adalah sebagai berikut: Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan perintah-perintah agama. Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal sholeh, agar mendapat keberuntungan di alam kubur. Menimbulkan dalam diri seseorang rasa takut untuk melakukan maksiat, agar terhindar dari azab kubur.
[1] Lihat tafsir Thobary: 18/53. [2] Kisah ini terdapat dalam Shohih Bukhari (7067) dan Shohih Muslim:  (7157). [3]  Diriwayatkan oleh imam Ahmad dan dishohihkan oleh syeikh Albany dalam “Shohih Jami’ ash Shoghiir” no (1676). [4] Lihat tasir Qurthuby: 15/318. [5] Lihat tafsi Ibnu Katsir: 4/82. [6] Lihat tafsir Thobari: 11/9-12. [7] Lihat perkataan dua imam tersebut dalam tafsir Thobary: 11/10-11. [8] Lihat shohih Al  Bukhari